Senin, 25 Januari 2010

Menumbuhkan Kecintaaan Anak Terhadap Al-Qur’an


Ketika Aisyah ditanya oleh sahabat Nabi mengenai akhlak Rasulullah, maka Aisyah dengan keyakinan tinggi menjawabnya dengan “akhlaquhu al-qur’an” akhlaknya adalah al-Qur’an.

Sebagai orang tua, kita tentunya mengharapkan mendapat buah hati nan berakhlak mulia. Begitu pula sebagai seorang anak, kita tentu berharap bisa menjadi anak yang dibanggakan oleh orang tua dengan menjadi anak yang berbakti dan taat; dan bakti dan taat tersebut juga mengacu pada akhlak.

Dan jika mengacu pada jawaban Aisyah tentang akhlak tuntunan kita, maka kita akan mengetahui bahwa akhlak Rasul adalah al-Qur’an. Bagaimana kita dapat berakhlak layaknya al-Qur’an? Mungkin buku Agar Anak Mencintai Al-Qur’an bisa menjadi jawabannya!

Buku ini mencoba memberikan bimbingan kepada orang tua maupun pendidik bagaimana merangsang dan menumbuhkan kecintaan anak terhadap al-Qur’an dengan sangat menakjubkan. Dengan bahasa yang ringan, Dr. Sa’ad Riyadh memaparkan metode-metode baru dan diprediksikan akan sangat berhasil membuat anak bisa mencintai al-Quran. Tidak hanya itu, beberapa trik yang dipaparkan juga mampu membimbing anak untuk semangat menghapal al-Qur’an.

Selain itu, penulis juga tak luput memberikan beberapa evaluasi ringan untuk pendidik di akhir setiap bab. Evaluasi tersebut sangat berkaitan sekali dengan kemampuan pendidik dalam menanamkan kecintaan anak-anak terhadap al-Qur’an, sehingga mampu membuat mereka suka membaca al-Qur’an dan semangat untuk menghapalnya. Dalam ranah pendidikan, ini menjadi bukti bahwa kesuksesan anak didik dalam menguasai materi sangat bergantung dengan kemampuan pendidik.

Dengan format panjang-lebar 13,5 x 20,5 cm, buku ini dibagi menjadi empat pasal. Pasal pertama mengurai secara tuntas mengenai kemampuan mendidik dan kaitannya dengan keharmonisan antara anak dan al-Qur’an. Dalam hal ini, yang menjadi titik sentral terciptanya keharmonisan anak dengan al-Qur’an adalah keluarga. Menurut Dr. Sa’ad, keluarga harus menjadi contoh teladan bagi anak yang diamanahkan Allah Swt. Keteladanan itu dapat dibentuk melalui rajin berinteraksi dengan al-Qur’an, aktif membunyikan kaset-kaset al-Qur’an yang dibacakan oleh para imam yang masyhur, dan mampu mengaplikasikan pesan-pesan yang terkandung di dalam al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Keteladan ini akan menjadi bekal contoh bagi anak untuk dapat mencintai al-Qur’an.

Sudah jamak diketauhi, bahwa tingkat pemahaman dan cara penghapalan anak-anak sangat tergantung dengan usia. Maka, usia anak untuk mencintai al-Qur’an juga menjadi pertimbangan. Dalam pasal dua, Dr. Sa’ad membeberkan beberapa metode agar anak usia dini mampu mencintai al-Qur’an. Metode tersebut sangat berkaitan dengan kepandaian pendidik. Menurut penulis ada 8 metode: mempersiapkan cerita atau dongeng yang isinya masih mengandung isi mencintai al-Qur’an, menampilkan sifat sabar dalam menghadapi anak, menggunakan metode terkini dalam mengajar seperti membuat game yang berisikan ayat-ayat al-Qur’an, memahami perbedaan kepribadian anak didik, selalu menceritakan kisah-kisah yang ada di dalam al-Qur’an, menyanyikan dan mengajari anak didik nasyid-nasyid yang isinya mencintai al-Qur’an, menjuahi hukuman fisik maupun mental namun tak lupa memberikan penghargaan kepada anak didik yang berhasil menghapal surat pendek misalnya, dan terakhir rajin menyebutkan semboyan yang mengandung arti cinta al-Qur’an, seperti saya mencintai al-Qur’an, al-Qur’an itu Kalamullah dan lain-lain.

Demikian halnya juga dalam pasal tiga yang mengupas tentang mendidik anak didik yang berusia 6-12 tahun, penulis memberikan metode ringan namun cukup membuktikan agar anak cinta al-Qur’an, misalnya dengan menampilkan kisah-kisah dan keajaiban alam yang menunjukkan kemukjizatan al-Qur’an dalam bentuk visual seperti menonton melalui VCD.

Dan dalam pasal empat, Dr. Sa’ad membahas langkah-langkah yang tepat untuk menumbuhkan kecintaan anak didik yang lagi puber atau berusia 12 hingga dewasa terhadap al-Qur’an. Anak yang berusia seperti ini biasanya lebih banyak menggunakan akalnya. Karena itu, salah satu metode yang tepat untuk mereka adalah dengan aktifnya mengadakan dialog tentang isi al-Qur’an. Dialog yang membuat mereka berfikir tentang keagungan al-Qur’an. Di samping itu, tak lupa pula menjelaskan tentang faedah al-Qur’an.

Setelah memperhatikan materi-materi yang dikupas penulis, saya merekomendasikan kepada para orangtua dan guru-guru mengaji untuk membaca dan menjadikan buku ini sebagai pedoman. Karena menurut saya, metode yang ditawarkan penulis sangat cocok dan sesuai dengan kondisi saat ini. Buku ini memang layak dibaca.

Judul : Agar Anak Mencintai Al-Qur’an

Pengarang : Dr. Sa’ad Riyadh

Penterjemah : H. Yasir Maqashid, Lc

Penerbit : Pustaka Al-Kautsar, Jakarta

Tahun Terbit : Agustus 2008

Halaman : 120 Hal


Rahmat Hidayat Nasution, Peminat Buku-Buku Pendidikan