Senin, 02 November 2009

BE EXCELLENT SANTRI, WHY NOT?

Be excellent santri, why not? Itulah pembahasan yang menjadi pembuka group ini. Mengapa kita harus menjadi santri yang excellent, luar biasa, atau dalam bahasa Mario Teguh, menjadi santri yang super? Setidaknya ada 4 alasan yang menjadi landasan kenapa kita harus menjadi santri yang luar biasa:

1. Sejarah telah membuktikan bahwa santri itu memang luar biasa. Dalam sejarah kemerdekaan republik Indonesia, kita telah mengetahui peranan penting kaum santri. Marilah kita simak pernyataan Aji Hermawan, seorang pakar manajemen dan sumber daya manusia dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga menjabat sebagai Direktur Recognition and Mentoring Program (RAMP) IPB itu.

“Indonesia tidak akan pernah mengalami kemerdekaan tanpa peran pesantren melalui santri-santrinya. Berbagai riset dan penelitian yang dilakukan banyak pakar maupun Indonesianis (sebutan peneliti asing yang meneliti Indonesia), selalu menemukan bahwa pesantren sangat berperan penting dalam mewarnai perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Ini dapat dilihat melalui resolusi jihad (seruan berjuang mempertahankan NKRI dari penjajah) yang dikeluarkan oleh pengasuh pesantren Tebuireng, KH. Hasyim Asy’ari. Melalui resolusi jihad tersebut lahirlah peristiwa heroik 10 November 1945 di Surabaya.”

Begitu pula dengan pendirian tentara Hizbullah untuk melawan penjajah. Bahkan bambu runcing pun, yang dikenal sebagai senjata para pejuang kemerdekaan, adalah senjata yang diprakarsai oleh Kyai Subeki atau Mbah Subki yang kemudian diabadikan sebagai nama pesantren, yakni pondok pesantren Kyai Parak Bambu Runcing, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah.

2. Selain sejarah, ilmu pengetahuan juga telah membuktikan bahwa manusia pada umumnya dan juga santri pada khususnya diciptakan dengan proses yang sangat luar biasa. Bahkan di dalam al-qur’an, setelah bersumpah atas nama buah tin, buah zaitun, gunung tursina, dan kota mekkah, Allah SWT berfirman bahwa manusia diciptakan dengan bentuk dan rupa yang paling baik di banding makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang lain.

Tony Buzan, seorang pengarang kelas dunia yang telah menulis 82 buku mengenai otak dan pembelajaran, telah membuktikan firman Allah tersebut. Ia mendapatkan dalam penelitiannya bahwa dalam setiap tubuh manusia terdapat energi atom yang cukup besar dan dapat membangun kota terbesar di dunia beberapa kali secara berulang-ulang. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa setiap mata manusia mengandung 130 juta penerima cahaya. Setiap penerima cahaya tersebut dapat menerima paling sedikit lima foton per detik. Tak Cuma itu, mata juga mampu mendeteksi lebih dari 10 juta warna yang berbeda secara instan. Bahkan cem laboratory di Switzerland memperkirakan bahwa diperlukan alat senilai 68.000.000 dolar AS untuk membuat satu duplikat mata.

Kita juga memiliki jantung yang berdetak 100 ribu kali sehari secra otomatis. Setiap detakan tersebut dapat memompa 1.500 galon darah setiap harinya melalui pembuluh darah yang apabila diurutkan dari ujung awal hingga ujung akhir, panjangnya cukup untuk mengelilingi bumi pada garis equator sebanyak dua kali.

Sementara itu, darah yang mengalir di seluruh tubuh manusia mengandung 22 triliun sel darah yang masing-masing memuat jutaan molekul. Di dalam setiap molekul terdapat sebuah atom yang berosilasi (bergerak harmonik secara periodik) dengan kecepatan 10 juta kali perdetik. Subhanallah.

3. Santri mempelajari dan mengkaji ilmu-ilmu yang luar biasa. Bukan hanya ilmu agama yang sangat luas dan juga mendalam, santri juga mengkaji ilmu-ilmu duniawi seperti biologi, fisika, matematika, ekonomi, sosiologi dan lain sebagainya. Dengan bekal ini, santri dapat mempersatukan ilmu pengetahuan dengan agama.

Salah satu hadis nabi yang paling sering didengar santri mengatakan “Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu di tengah-tengah manusia. Allah menghilangkan ilmu dengan mencabut nyawa para ulama. Ketika tidak ada lagi orang alim, manusia mengangkat pemimpin yang bodoh, mereka ditanya dan menjawab tanpa ilmu. Sehingga mereka sesat dan menyesatkan (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan bekal hadis tersebutlah, para santri dengan giat mengkaji ilmu agama dan teknologi. Disamping itu juga, teladan yang mereka pelajari juga melakukan hal tersebut. Lihatlah sirah khalifah Al-Makmun yang memerintah Dinasti Abbasiyyah (813-833 M) di Baghdad. Selain khalifah, ia juga merupakan ilmuwan yang rajin menulis buku, mengadakan diskusi ilmiah per minggu, memimpin seminar dan majelis ilmu. Dan yang paling fenomenal adalah ketika ia membangun Bait al-Hikmah sebagai pusat riset, perpustakaan dan penerjemah atas biaya pemerintah. Begitu pula dengan pemikir-pemikir islam Indonesia yang bermunculan pada abad 17-18 seperti Hamzah Fansyuri, Nurudiin Arraniri, Syamsuddin Sumatrani, Syekh Nawawi Albantani dan masih banyak lagi. Bahkan Buya Hamka, seorang pemikir Islam Indonesia yang muncul abad 19, juga muncul dari kalangan pesantren.

4. Terakhir, kenapa santri dapat dikatakan luar biasa, adalah karena mereka punya prinsip yang sangat luar biasa. Yaitu prinsip yang bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadis. Prinsip yang dibangun atas dasar ke-Tauhidan. Prinsip yang tidak main-main karena langsung bersumber pada Maha Esa dan Maha Kuasa, Allah SWT.

Setidaknya, empat alasan tersebut telah dapat menjadi dasar kenapa santri harus menjadi manusia yang luar biasa. Manusia yang tidak hanya biasa melainkan luar biasa. Manusia yang memberikan dampak positif bukan dampak negatif. Manusia yang membangun, bukan yang merusak bahkan menghancurkan. Siapkah anda menjadi santri yang luar biasa? Jika ya, maka tulislah di bawah tulisan ini bahwa anda siap menjadi santri yang luar biasa.

Radinal Mukhtar Harahap. Alumnus PP. Ar-raudhatul Hasanah medan ini lahir di Pekan Baru, 25 Juli 1988. Penggemar dunia kepenulisan dan motivasi. Tulisan-tulisannya dapat dibaca di berbagai media cetak maupun elektronik. Untuk berkenalan lebih lanjut, dapat menghubungi pos-el radinal88@gmail.com atau di nomor 081331185527

0 komentar:

Posting Komentar