Sabtu, 14 November 2009

Dampak Pola Makan Terhadap Kesehatan

Kesehatan adalah permata yang sangat mahal. Permata yang tak akan kita dapat dengan uang berapa pun. Kesehatan yang merupakan karunia paling berharga dari Allah SWT. Tiada nikmat kehidupan tanpa kesehatan yang ada dalam diri kita, maka kita harus bersyukur atas kesehatan yang telah diberikan Allah SWT. Bersyukur pada-Nya dengan selalu memelihara diri kita dari segala yang membahayakan dan menjaganya agar tetap sehat.

Namun demikian, penyakit memang sering kali datang secara tiba-tiba. Tanpa kita sadari, wabah penyakit dengan berbagai unsur penularannya perlahan datang menyerang tubuh manusia, lambat laun akhirnya menggerogoti seluruh organ tubuh penting manusia. Jika ini terus berlanjut, bagaimana kelanjutan hidup kita ini?

Berbicara tentang kesehatan, sebenarnya tidak jauh dengan berbicara tentang makan. Karena bagaimana tata cara makanlah yang sangat mempengaruhi kesehatan kita.

Makan merupakan suatu hal yang sangat lumrah bagi manusia, bahkan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Bahkan syari'at islam mempersilahkan untuk memakan sesuatu yang haram, apabila itu dalam keadaan terpaksa. Ini sesuai dengan kaidah addharuratu tubihul mahdzurat, hal-hal darurat itu membolehkan hal-hal yang dilarang. Karena dengan makanlah manusia dapat hidup. Lalu bagaimanakah tata cara makan yang baik itu?


Rasulullah bersabda "Makanlah kamu sebelum lapar, dan berhentilah sebelum kenyang!". Hadits ini memang kita anggap biasa. Namun penelitian dokter mengatakan bahwa makan yang berlebihan, yaitu berhenti setelah kenyang, dapat menyebabkan sakit perut. Ini disebabkan karena kadar makanan didalam perut hanya seperempat, dan seperempatnya lagi untuk air, dan sisanya untuk udara. Artinya, apabila kita makan berlebih atau kekenyangan, maka dapat berakibat fatal. Mungkin tidak terjadi sekarang, namun lama kelamaan akan menjadi penyakit.

Adapun perintah makan sebelum lapar berarti bahwa makan setelah lapar akan membahayakan tubuk kita. Pernahkah anda mendengar penyakit mag? ya semua ini terjadi karena kita sering terlambat makan. Lambung yang sistem kerjanya untuk melumatkan makanan, apabila perut kita sudah kosong dan belum diisi, maka lambung akan melumatkan yang ada disekitarnya. Dan itu artinya ia akan melumatkan bagian dari lambung itu. Sehingga terjadilah sakit maag atau perut.

Fadli Fahmi, Alumnus PP. Ar-Raudhatul Hasanah, Medan.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

thankz ats pemberitahuanx krn aq dah bca itu aq jd tau loq mnjg pola mkn shari2 tu sngat pnting, krn kshatan tu mhl hrgax nurul hafidza

Anonim mengatakan...

thankz ats pemberitahuanx krn aq dah bca itu aq jd tau loq mnjg pola mkn shari2 tu sngat pnting, krn kshatan tu mhl hrgax

Anonim mengatakan...

ustad

Lady's mengatakan...

nabi memrintahkan supaya kita berhenti makan sebelum kenyang karna biasa-a org yang kekenyangan makan akn menimbulkan rasa malas. makaseh ya dah ngingatkan kita!

Unknown mengatakan...

bagus ya fadh,moga menjadi dokter penasihat di blog kite nich,tuk trus jaga kesehatan selalu yakan....!!
tapi, ane mo nanyak fadh,ane pernah denger bahwa ketika kita berniat untuk tidak makan, contohnya ketika kita sedang berpuasa, secara otomatis yang namanya perut itu akan mendapatkan sinyal untuk tidak merasakan lapar, walaupun terkadang tidak sahur sekalipun,kita mampu melaksanakan puasa seharian,,,
nah....kira2 menurut pendapatmu gimana mengenai hal tersebut!
dijawab yech...!ntar walking2 juga keblog ane, ane mo jadi pengikut tapi di blog nt blom ada content follow sich, ya jadi nunggu dech....
all the best for you...!!

fadli fahmi mengatakan...

+thanks akhi M nur, ya ana setuju dengan antum bahwa ketika kita kita berniat puasa, maka ada hormon yang memerintahkan agar lambung tidak bekerja, atau beristirahat, sehingga tidak menyebabkan sakit perut, ya tapi ana tetap menganjurkan agar kita bersahur ketika berpuasa, karena memiliki keutamaan yang banyak, seperti sabda Rasulullah:- Dibawakan oleh Amru bin ‘Ash Ra, bahwa Rasulullah Saw berkata : “Beda antara puasa kami dengan puasa ahli kitab, ialah makan sahur” Riwayat Muslim dan Abu Daud
(pengertiannya: ahli kitab juga berpuasa, namun mereka tidak melakukan sahur. Jadi, LEBIH BAIK sahur, meski tidak sahur juga tidak salah…asal tidak terlalu sering )

- Karena itulah Rasulullah merintahkan makan sahur bagi yang mau berpuasa: “Siapa yang mau berpuasa hendaklah bersahur meskipun hanya sedikit” Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir Hadits no 5881
(aku sendiri pernah sahur hanya minum air putih, karena malamnya sudah makan banyak…hehehe..)

- “Bersahurlah karena dalam sahur itu terdapat keberkahan”. Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhan, At-Turmudzi, Annasai dan Ibnu Majah
(ini juga bisa menjadi dasar kenapa sahur LEBIH BAIK daripada tidak sahur)

Keberkahan makan sahur:

- Dari Sulaiman Ra, katanya: Bersabda Saw : “Keberkahan terdapat dalam tiga : Dalam kebersamaan (jama’ah), dalam berbuka dan dalam makan sahur” Hadits shahih At-Targhib wat Tarhib, Hadits no. 1057
(so, ‘BOLEH’ sekali-sekali tidak sahur…asal tidak diniatkan utk terus dilakukan)

Posting Komentar